Oh Begini toh Cara Merah ASI dengan Tangan..

Friday, December 27, 2013

Bagi ibu bekerja, memerah ASI adalah solusi terbaik supaya buah hati bisa tetap mendapat asupan terbaik yang Tuhan ciptakan untuk bayi yaitu ASI. Untuk memerah ASI, terdapat dua teknik dasar, yaitu memerah dengan tangan kosong (teknik marmet) dan memerah dengan bantuan alat yaitu pompa asi. Jujur, saya dulu ngga bisa tuh yang namanya merah ASI pake tangan kosong. Sudah saya ikuti step-step yang ada di beberapa buku dan artikel tapi tetes-tetes ASI ga kunjung keluar, padahal dengan bantuan alat . Barulah ketika anak saya sudah menginjak usia sekitar 8 bulan, saya nemu ini nih video yang sangat membantu. Video ini dibuat oleh organisasi iBreastfeed dan berbahasa Inggris, tapi insya Alloh gampang dimengerti kok.

Dengan menyimak video ini dan mempraktekkannya, alhamdulillah..akhirnya saya bisa merah ASI pake tangan. Memang lebih ribet dan berantakan sih dibanding memear pake pompa. Tapi, konon, memerah dengan tangan kosong lebih bagus untuk jaringan payudara kita. So, saya tetep berusaha mempelajarinya.

Maaf yah ini bukan pornografi, tapi untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Sok, mangga atuh ditonton videonya, semoga bermanfaat. :)




Ke Taman Nasional Tesso Nilo Yuk..

Sunday, December 22, 2013

Selama hampir 3 tahun tinggal di Pekanbaru belum pernah dateng ke Taman Nasional Hutan Tesso Nilo. Padahal bentar lagi saya udah pindah dari Pekanbaru. Hiks. Tapi, udah pada tau belum apa itu Taman Hutan Tesso Nilo? Kalo belum tau, berikut profil Taman Nasional Hutan Tesso Nilo berdasarkan brosur dari Kementerian Kehutanan ya (berhubung saya sendiri belum pernah kesana jadi belum bisa nambahin banyak :p).

Hutan Tesso Nilo merupakan salah satu kawasan blok hutan dataran rendah yang masih tersisa di Pulau Sumatera. Kawasan ini terletak di Propinsi Riau, yang terbentang di empat kabupaten yaitu Pelalawan, Indragiri Hulu, Kuantan Singingi dan Kampar. Pada saat pengesahannya sebagai Taman Nasional, Tesso Nilo memiliki luas 38.576 Ha dan kemudian diperluas menjadi 83.068 Ha pada Tahun 2004.

Mirisnya, seperti dilansir oleh indonesiarayanews.com, selama satu dekade terakhir lahan tsb mengalami penyusutan sebanyak 46.960 Ha atau sekitar 64%. Sedih ya :(. Penyusutan ini diduga sebagai akibat dari pembakaran hutan, pembalakan liar dan perluasan lahan sawit. Ga heran ketika pembakaran hutan marak terjadi, asap dari pembakaran tsb sangat meresahkan warga Riau. Bahkan seperti yang kita tau, negara tetangga pun sampai "ngomel" gara-gara asap ini. Padahal, hutan ini merupakan habitat gajah dan Harimau Sumatera yang saat ini hampir punah. Semakin menyempitnya habitat memicu terjadinya konflik manusia dengan gajah-gajah tersebut. Konflik tersebut lebih gawatnya lagi menyebabkan populasi gajah semakin menurun.

POTENSI EKO-WISATA di Taman Nasional Tesso Nilo

Sebagai habitat yang relatif baik bagi gajah, Tesso Nilo dijadikan sebagai kawasan konservasi gajah. Nah, kawasan konservasi ini dikembangkan pula menjadi kegiatan ekowisata. Aktivitas ekowisata yang bisa dilakukan antara lain menaiki gajah flying squad sambil berpatroli di Taman Nasional Tesso Nilo, memandikan dan memberi makan gajah dan anak-anaknya, bahkan pengunjung diberi kesempatan untuk membuat sendiri puding yang akan diberikan kepada gajah. Wew, saya baru tau kalau gajah makannya puding. hihihi. Patroli gajah flying squad dilakukan untuk memantau pergerakan serta keberadaan gajah liar sehingga kita juga berkesempatan bertemu dengan gajah-gajah liar.


Berjalan menyusuri trek wisata (jungle tracking) di Taman Nasional Tesso Nilo (dengan ditemani
pemandu dan pengelola pastinya) sambil melacak tanda-tanda keberadaan satwa liar adalah kegiatan lain yang dapat dinikmati disana. Menemukan jejak-jejak Harimau Sumatera, tapir, beruang masu, rusa dan satwa liar lainnya tentunya akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Selain itu, penjelasan mengenai keanekaragaman hayati, flora dan fauna maupun kekayaan alam yang tersembunyi akan memperkaya pengetahuan dan wawasan kita.

Kita juga dapat menyusuri sepanjang aliran Sungai Nilo yang menyuguhkan keindahan alam dan aneka jenis burung seperti Rangkong, Raja Udang, dll. Kerennya, tepian dari sungai ini berpasir putih lho. Di sepanjang sungai, kita dapat menjumpai nelayan-nelayan tradisional yang sedang mencari ikan. Panorama sepanjang sungai berupa pohon-pohon Sialang yang menjulang tinggi dan besar dengan sarang-sarang berisi madu lebah hutan. Jika berminat, kita bisa mengikuti prosesi pemanenan madu hutan di tiga desa petani madu Hutan Tesso Nilo. Prosesi ini meliputi persiapan dari pagi hingga sore hari, pemanenan, pengolahan, pengemasan, hingga pemasaran baik lokal maupun mancanegara.

Ada satu kegiatan unik dan menarik disini, yaitu Simulasi Camera Trap "Protect Tiger Tesso Nilo". Kegiatan ini merupakan kegiatan pelatihan yang memperagakan bagaimana tim riset Harimau Sumatera bekerja dalam pemasangan Camera Trap untuk mendeteksi keberadaan Harimau Sumatera di Taman Nasional tersebut. Hmmm...seru banget ya kedengerannya.
 

BAGAIMANA CARA MENUJU TESSO NILO?

Ekowisata Teso Nillo merupakan objek wisata eksklusif, belum ada angkutan khusus maupun angkutan umum menuju kesana. Maka, untuk dapat menuju kesana kita harus menggunakan kendaraan pribadi melalui jalur Lintas Timur Sumatera melewati ibukota Kabupaten Pelalawan, yaitu Pangkalan Kerinci, dengan jarak tempuh kurang lebih 4 jam dari Pekanbaru. Namun, jika kita melalui koridor PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) waktu tempuh hanya sekitar 3,5 jam saja. Tapi, kurang tau yah gimana caranya bisa masuk koridor khusus itu ^^

= = = = = = = = = = = = = = = =
Menurut pegawai Kementerian Kehutanan, Taman Nasional Tesso Nilo ini belum banyak dikenal oleh masyarakat kita, malah lebih terkenal di luar negeri. Kunjungan wisatawan domestik dapat dihitung dengan jari (well,...). Kebanyakan pengunjungnya wisatawan asing, termasuk yang heboh kemaren itu, kedatangan Harrison Ford yang jadi bintang utama Indiana Jones. Harapan saya, semoga tulisan ini bisa sedikit membantu mengenalkan Taman Nasional Hutan Tesso Nilo kepada masyarakat Indonesia. :)

Mengenal Huruf-Huruf dalam Bahasa Jepang

Friday, December 13, 2013

Dalam Bahasa Jepang dikenal tiga jenis huruf yaitu:
  1. Huruf Hiragana, digunakan untuk menulis kosakata yang berasal dari Bahasa Jepang asli. Contohnya: konnichiwa, watashi, Yamada, Osaka.
  2. Huruf Katakana, digunakan untuk menulis kosakata yang diserap ke dalam Bahasa Jepang dari bahasa asing selain Bahasa Jepang. Contohnya: chokoreeto (berasal dari kata cokelat), Igirisu (Inggris), Doitsu (Deutsch), atau nama orang seperti Karina, John, Louis, dsb.
  3. Huruf Kanji. Huruf Kanji Jepang berasal dari Huruf Kanji China, namun dalam perjalanan sejarahnya telah mengalami beberapa penyesuaian. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang).
Selain itu, dikenal juga Romaji yaitu penulisan transliterasi huruf dalam Bahasa Jepang ke dalam tulisan latin.

 

Blogroll

Blogger news

Total Pageviews

Copyright 2010 My First Step.... All rights reserved.
Themes by Ex Templates Blogger Templates - Home Recordings - Studio Rekaman